View From The Top

Masih dalam suasana hari berkabung nasional, marilah kita mencoba merenungi setiap detik perbuatan kita dalam setiap harinya. Apakah dulu pernah terpikirkan oleh kita, bahwa kekayaan maupun kesehatan bahkan jabatan yang kita sandang akan dengan mudahnya kita tinggalkan? Apakah kita menyadari bahwa apa yang selama hidup kita melekat dengan manisnya pada pola keseharian kita suatu saat harus kita tinggalkan. Ya, semuanya yang berbau dunia akan kita tinggalkan.

Jika semuanya akan kita tinggalkan, lalu masih layakkah kita berlaku sombong dihadapan sesame kita. Masih layakkah kita menindas orang-orang yang seharusnya membutuhkan uluran tangan kita. Apakah kita tidak tersadar juga dengan berbagai macam bencana yang melanda negeri ini. Apakah belum tergerak juga hati kita untuk sekdar menolong tetangga kita yang sedang kesusahan.

Mungkin bantuan yang kita berikan belumlah dikatakan mencukupi seluruh kebutuhan hidup mereka, tapi paling tidak pertolongan kita akan sedikit meringankan beban berat yang selama ini mereka derita. Ya menolong terhadap sesama adalah kepedulian yang hilang di negeri ini.

Ada sebuah film yang menurutku bagus sekali, ide ceritanya tentang perjuangan seorang gadis di sebuah kota terpencil untuk bisa melihat dunia luas. Judul film ini kalau tidak salah adalah “View From The Top”, yang menceritakan seorang gadis bernama Donna Jansen, yang kelak menjadi pramugari terkenal bahkan mendapat penghargaan atas prestasi yang diraihnya. Di dalam film ini ada sedikit pengkhianatan dari temen kepercayaan Donna, namanya Cristine, yang kemudian Donna menemukan takdirnya.

Yang menarik dari cerita ini adalah, ambisi Donna untuk menjadi seorang pramugari terkenal terinspirasi dari Sally Wilson, seorang mantan pramugari juga yang sukses dengan kehidupannya yang emmulainya juga dari sebuah kota terpencil. Nah, Donna kemudian tak mau kalah, mulailah Donna melamar sebagai pramugari pada perusahaan lokal yang melayani penerbangan lokal juga. Dari sinilah Donna belajar secara sederhana bagaimana menjadi seorang pramugari.

Pada kesempatan selanjutnya ada kesempatan untuk mendaftar pada Royalty Airlines tidak disia-siakan oleh Donna. Akhirnya Donna pun mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan pramugari di Royalty Airlines tersebut. Ternyata pada saat mengikuti test akhir penempatan, Donna hanya ditempatkan pada penerbangan lokal, yaitu caveland. Donna merasa ada yang salah dengan hasil ujiannya, Donna protes pada instrukturnya, namun semuanya sia-sia saja. Donna masih curiga ada sesuatu yang salah, namun akhirnya Donna menyerah. Pada kesempatan itu temennya yang bernama Cristine mendapat penempatan untuk penerbangan ke New York, sungguh diluar dugaan, padahal Cristine adalah jauh di bawah Donna dalam keahlian sebagai pramugari.

Waktu pun berlanjut, akhirnya Donna menerima caveland, di tempat ini Donna ketemu sobat lamanya yaitu Ted. AKhirnya mereka semakin sering ketemu, Donnapun mendapat ketenangan di caveland. Namun soal hasil ujian Donna masih terusik, setelah sekian lama di Caveland, Donna pun kemudian pergi menemui Sally dan menceritakan semua permasalahannya. Yang pada akhirnya dketemukan penyebab semua ini, ternyata Cristine mengkhianati Donna. Akhirnya Cristine juga ketahuan bahwa dia sering mencuri perkakas di dalam pesawat. Ujian ulang pun digelar, akhirnya Donna mendapat nilai bagus seperti yang diperkirakan dan Cristine pun di pecat.

Pada film tersebut dapat kita ambil pelajaran, bahwa kejahatan itu belum tentu berasal dari orang lain yang tidak kita kenal. Penjahat yang paling berbahaya adalah muncul dari orang yang selama ini kita percayai. Istilahnya musuh dalam selimut memang jauh lebih mengerikan efeknya, karena dia tahu siapa kita. Lain halnya apabila yang menjahati kita adalah bener-bener orang yang ga kenal kita.

Begitu juga dengan penjahat Negara, hal ini adalah lebih berbahaya apabila penjahat Negara ini adalah orang yang mengurusi Negara, maslahnya dia mengenal seluk beluk Negara itu. Perilaku korup para pejabat maupun bawahan yang rupanya telah menjadi sistem dalam penyelenggaraan bernegara rupanya telah meruntuhkan nilai-nilai kebenaran. Hendaknya kita mawas diri dengan hal ini.

Sebagai generasi muda penerus bangsa mari kita menjauhi penggerogotan Negara Indonesia. Kalo misalnya kebetulan menjadi abdi Negara, Pejabat Negara maupun Pegawai Negeri Sipil, marilah sedini mungkin kita tidak melakukan hal yang berbau korupsi. Karena selain merusak bangsan dan kehidupan bernegara, biasanya harta hasil korupsi tersebut tidak akan berkah. Kalo kita sebagai masyarakat umum, swasta, wartawan ataupun rakyat jelata, mari kita awasi dan laporkan kalo perlu kita tindak pelaku korupsi tersebut. Karena selain meresahkan kehidupan bernegara, juga telah membantu menambah kemiskinan di semua wilayah.

Hanya dengan berusaha sekuat tenagalah kita bisa merubah kondisi. Pengalaman masa lalu bukan untuk kita sesali, bukan juga untuk kita caci maki. Masa lalu adalah pelajaran brharga bagi kita generasi muda untuk menjadikannya pelajaran. Kalo itu pelajaran yang baik, kita ikuti pelajaran itu, kalo itu pelajaran yang tidak baik, maka pun kita jauhi perbuatan itu. Semoga dalam 10 – 20 tahun medatang Indonesia bisa lebih baik dari sekarang. Masyarakatnya bisa hidup makmur, kesejahteraannya terjamin dan keamanan dan ketenangan dalam hidup terpenuhi. Amiin.

Leave a comment